Jumat, 30 Desember 2016

Bagaimana Mencetak 10 ribu PhD per tahun


Setidaknya ada tiga cara untuk sekolah pasca sarjana di Luar negeri dengan beasiswa :

1. Melalui agen pemberi beasiswa dalam negeri seperti LPDP.
2. Melalui agen pemberi beasiswa luar negeri seperti FullBright (US), DAAD (Jerman), Monbusho (Jepang) dll. 
3. Beasiswa (dan gaji) langsung dari universitas yang dituju. Skema umumnya adalah student bekerja sebagai Teaching atau research assistant, lantas dia mendapat beasiswa serta gaji yang lumayan.

Jumlah terbanyak tentunya dari poin 3 (langsung dari kampus yang dituju) karena LPDP, DAAD, FullBright dll punya kuota yang terbatas. Sementara di US sendiri ribuan kampus menawarkan skema Teaching/Research Assistant terutama untuk jurusan sains dan teknik. Jika ditambah dengan kampus2 di Jerman, Belanda atau kampus eropa lainnya maka ada ratusan ribu kursi beasiswa untuk sains dan teknik (terutama S2/S3) yang ditawarkan dan diperebutkan oleh pelajar pelajar
dari seluruh dunia.

Siapa yang paling banyak mendapat kursi ini? Sepengamatan saya adalah orang China, India dan Iran. Kata kawan saya dari Iran, setidaknya 180ribu pelajar Iran berangkat keLuar setiap tahunnya. China dan India mungkin lima kali lipatnya.

Lantas kenapa sedikit sekali orang Indonesia yang memanfaatkan skema ini? Padahal kita punya lebih dari 200 juta penduduk? Saya pernah posting dengan judul "Kura kura laut dari China". Postingan tersebut berisi resume satu artikel dari majalah The Economist tentang bagaimana Kemajuan China modern saat ini diawali dari gelombang pelajar China yang mendapat pendidikan dari luar China lantas kembali ke negaranya. Mereka lah otak dibalik kebesaran baidu dang kawan kawan..

Kembali ke pertanyaan diatas, Mengapa sedikit sekali pelajar Indonesia yang memanfaatkan ratusan ribu (bahkan mungkin jutaan) kursi beasiswa pasca sarjana dari kampus2 di US, eropa dan lainnya yang menawarkan skema teaching/research assistant? Bayangkan jika kita bisa mengambil kursi yang selama ini diperebutkan orang2 china, india dan iran? Bayangkan jika kita bisa mengirimkan setidaknya 10ribu pelajar Indonesia per tahun untuk mengambil PhD di Luar? Dalam dua puluh tahun kedepan efeknya akan sangat signifikan. Mulai dari mana? Jangan2 yang dibutuhkan cuma sekedar informasi dan pemantik awal. Dulu saya tidak memililo gambaran sama sekali tentang bagaimama bersekolah di US. Saya tidak terlalu cemerlang ketika kuliah S1 dulu. Saya butuh 6 tahun untuk lulus dengan IP yang tidak sampai 3,5. Pernah merasakan IP Nol koma, satu koma, dua koma, tiga koma hingga 4 koma nol.

Saya juga pernah diledekin kawan kawan ketika ngomong bahasa Inggris; grammar ancur- ancuran dengan logat medok banyumasan. Namun setelah dipantik oleh Pak Eddy Yusuf , juga kelas Toefl yg difasilitasi STKIP SURYA semua persyaratan (Toefl, GRE, research essay) bisa saya lengkapi dalam kurun kurang dari setengah tahun.  Sekali lagi, jangan-jangan diantara dua ratus juta penduduk Indonesia ada puluhan ribu pelajar yang sejatinya siap dan layak untuk studi lanjut di Luar. Mungkin yang mereka perlukan "sekedar" pemantik awal dan informasi tentang jalan yg harus ditempuh; apa-apa yang harus disiapkan. Terutama informasi bahwa kuliah PhD diLuar negeri itu nggak segitunya susah lho.

Saya punya mimpi Indonesia bisa mengirim setidaknya tambahan 10 ribu pelajar per tahunnya untuk mengambil PhD di Luar negeri dalam bidang sains dan teknik dengan skema teaching/research assistant. Sederhananya, mengambil kue yang selama ini dinikmati oleh orang2 China, India dan Iran.
Alasan saya spesifik menyebut jurusan sains dan teknik adalah skema teaching/research assistant untuk jurusan Non sains/teknik tidak begitu banyak.

Jadi ide saya adalah :
1. Membuat web yang memetakan orang2 Indonesia yang sedang mengambil PhD di Luar negeri per Negara dan Area. Web ini berisi kumpulan slide presentasi dari masing2 pelajar tentang bagaimana mereka bisa mendapat beasiswa.
2. Saya tahu dan kenal dengan beberapa kawan yang sudah memulai langkah mulia ini : Ada PhD student di Lehigh University (Amerika) yang memberikan kursus Toefl gratis. Ada kawan di London School of Economic and Political science yang memberi konsultasi bagaimana membuat proposal riset yang ciamik. Akan sangat bagus jika semuanya bersinergi.
3. Idealnya memang upaya ini difasilitasi oleh pemerintah. Sebagai ilustrasi, dana LPDP untuk memberangkatkan satu orang keLuar lebih dari cukup untuk membuat pelatihan Toefl, GRE dan penulisan research essay yang bisa jadi bisa berimpak 10 orang berangkat mengambil Phd diLuar dengan dana dari luar.

Bayangkan jika Indonesia bisa mengambil kue yang selama ini dinikmati China, India dan Iran? Bayangkan jika Indonesia bisa mengirim 10ribu atau 100ribu pelajar per tahun nya keLuar untuk mengambil PhD dengan uang orang lain (beasiswa dari kampus luar)? Dua puluh tahun lagi dampaknya akan signifikan. Saya terpikir untuk menseriusi ide ini. Adakah yang berkenan membantu?

Oleh : Zulkaida Akbar.

Minggu, 25 Desember 2016

Reformasi pendidikan..


Tahun 1979 , usai  kunjungan Deng Xioping  ke Amerika, ada dua gebrakan yang dilakukannya yaitu reformasi ekonomi dan reformasi pendidikan.  Menurut Deng, kehebatan Amerika bukan terletak kepada sumber daya alamnya.Tapi terletak pada sumber daya manusia. Deng sangat terinspirasi dengan kehebatan generasi Amerika yang berhasil membawa Amerika sebagai pemenang perang dunia kedua dan memimpin perubahan dunia yang lebih baik. Generasi itu lahir dari sistem pendidikan yang hebat, katanya dihadapan 1000 orang cerdik pandai yang hadir di Aula Rakyat. Apa kehebatan generasi Amerika itu?  Amerika mampu melahirkan Generasi para pionir disegala bidang. Orang  berjiwa pionir ( pemula)  karena dia punya semangat inovasi ( pembaharu). Orang mampu melakukan inovasi karena dia berpikir kreatif. Pikirannya tidak mati. Dia berpikir merdeka. Dia bukan gemar menjadi follower. 

Orang bisa berpikir kreatif karena dia dididik untuk mandiri. Ia adalah produk dari generasi yang dilatih dan di didik untuk mampu berlajar sepanjang masa menemukan potensi dirinya dan menjadi captain atas dirinya sendiri. Demikian Deng mencanangkan reformasi pendidikan di China.  Tidak ada lagi ujian nasional. Kemandirian sekolah sebagai institusi mencetak kau terpelajar di tentukan oleh gurunya langsung, bukan lembaga lain. Sebetulnya yang dilakukan oleh Deng adalah copy paste dengan yang ada di Amerika namun dia sesuaikan dengan budaya China.  Kalau tadinya sistem pendidikan China siswa-siswa belajar keras untuk menghadapi berbagai ujian selama persekolahan serta satu ujian nasional untuk memasuki perguruan tinggi yang dikenal dengan nama Gaokao. Reformasi pendidikan, Deng menghapus sistem pendidikan  yang sangat keras dan ketat itu. Reformasi  sistem pendidikan China bertujuan mendorong terjadinya semangat partisipasif dan creativitas pelajar.

Namun Anehnya, tahun delapan puluhan Amerika melakukan reformasi Pendidikan dengan sistem standarisasi sebagai akibat dari kebijakan kapitalisme pendidikan. Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) ada dibalik reformasi pendidikan di Amerika. Sistem Pendidikan harus beorientasi kepada penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan keahlian. Karenanya kurikulum disusun lebih menekankan pada pengetahuan dan keahlian atau transfer knowlwedge sesuai dengan buku yang juga sudah distandarisasi. Sekolah ada ratingnya untuk menerima orang yang sesuai dengan ratingnya. 

Apa hasilnya?  demi rating, semua orang menghalalkan segala cara untuk mencapai terbaik. Termasuk mencontek agar lulus dengan cara culas untuk qualifed masuk bursa kerja dan poles image agar qualified masuk bursa Kampus bergengsi. Soal kualitas hanya sebatas procedural belaka. Substansi pendidikan untuk perbaikan etika dan moral terdulasi sedemikian rupa akibat sistem kompetisi yang dibangun. Maka generasi yang dibangun adalah generasi yang miskin empati. Individualis terbentuk seiring lahirnya budaya hedonisme. Semua sibuk dalam kegegemaran memoles diri menjadi masyarakat cepat saji. Seperti Mi Instant , rasa soto tapi bukan soto. Rasa ayam tapi bukan ayam. Sarjana tapi bukan sarjana. Anggota dewan tapi bukan anggota dewan. Presiden tapi bukan presiden. Guru tapi bukan guru. Tentara tapi bukan tentara. Pengusaha tapi bukan pengusaha. Substansi terhalau, yang ada hanyalah topeng.

Tahun 1998 China dilanda krisis sebagai dampak luas dari krisis mata uang Asia. China dengan cepat bisa keluar dari krisis karena ketika itu generasi yang tampil digaris depan dalam pembangunan China adalah generasi yang lahir dari sistem reformasi pendidikan ala Deng. Mereka kuat dan cepat menyesuaikan diri dari hantaman badai krisis dengan tingkat kreatifitas tinggi melahirkan solusi untuk menjadi lebih baik. Benarlah setelah krisis itu China semakin kokoh dalam pertumbuhan ekonominya dan membuat Amerika semakin terhuyung dalam perang mata uang. RMB semakin perkasa dan Dollar semakin loyo. 

Tahun 2010 Newsweek menampilkan artikel berjudul The Creativity Crisis yang di dalamnya juga menceritakan perjalanan Prof. Jonathan Plucker, pakar psikologi pendidikan dari Indiana University, ke Cina. Saat berbincang dengan para pendidik di Cina, Plucker menceritakan bahwa pendidikan di Amerika sedang mengarah kepada lebih banyak tes, kurikulum yang terpusat serta hapalan-hapalan. Para pendidik di Cina itu tertawa dan mengatakan, “Kami sedang menuju ke arah sistem pendidikan Anda sebelumnya (yang lebih fleksibel), kok Anda malah berlari menuju sistem pendidikan kami sebelum ini [yang lebih kaku)”. China unggul ketika China meniru sistem pendidikan Amerika sebelum tahun 1980 dan Amerika terpuruk ketika meniru sistem pendidikan sentralistik dan kaku seperti dulu China terapkan ala Mao.

Keberhasilan reformasi ekonomi China karena didukung oleh reformasi sistem pendidikan.  Kini middle class yang merupakan asset bangsa china yang juga berperan besar sebagai mesin pertumbuhan ekonomi adalah mereka yang dididik melalui sistem pendidikan reformasi ala Deng. Kejatuhan ekonomi Amerika karena terjadinya perubahan sistem pendidikan yang flexible menjadi  serba kaku dan standard  serta diskriminasi berdasarkan rating. Lembaga pendidikan menjadi lembaga bisnis  yang  hanya mencetak orang jadi jongos kapitalis.  Para  alumni dari sistem pendidikan yang kaku itu telah mengakibatkan industry dan lembaga keuangan Amerika bangkrut. Inovasi terhambat dan kreatifitas terhenti , para sarjana bukannya menjadi asset bangsa malah menjadi beban negara.

Apa yang diterapakan oleh Amerika juga dipaksakan untuk diterapkan di negara berkembang, termasuk Indonesia sebagaimana recomendasi dari OECD. Akibatnya jangan terkejut bila semakin lama kita kehilangan banyak nilai lama dari kaum terpelajar. Sistem pendidikan lepas dari orbit agama dan budaya. Menteri pendidikan dan kebudayaan diganti menjadi menteri Pendidikan saja. Kebudayaan menjadi komoditas untuk dijual sebagai object wisata. Para anak anak kita bukannya menjadi asset tapi menjadi beban negara, yang selalu mengeluh,nyinyir dan berlomba lomba jadi pekerja walau itu pantas disebut jongos karna gaji tidak cukup layak hidup sebulan.

Semoga Jokowi dapat mengembalikan sistem pendidikan yang berorientasi kepada Akhlak dan etos kemandirian untuk lahirnya kaum pembaharu yang kreatif, kerja keras dan tidak pisimis. Hanya generasi yang seperti itu akan membuat apapun reformasi sosial , ekonomi dapat berhasil.

Novel Hikmah dari HAMKA


Dengan wajah yang berlinang air mata , Aku dan dirimu berjanji di tepian danau. Kemanapun aku pergi kau akan menanti diriku selamanya. Akan menjadi pedamping hidupku”,Demikian penggalan dialogh antara Hayati dan Zainuddin dalam filem Tengelamnya kapal Van Der Wijk. Film ini memang memancing emosi bagi siapa saja yang menonton. Tak bisa menahan,  air mata akan jatuh beriinang. Saya dapat merasakan gemuruh perasaan  hati para penonton itu.  Itu manusiawi. Betapa tidak. Semua orang selalu ingin rencananya yang berlaku. Padahal dalam kehidupan ini sehebat apapun rencana manusia pada akhirnya Allah lah yang menentukan.

Film diangkat dari Novel buah karya Hamka. Saya membaca novel ini usia 14 tahun waktu SMP. Hamka berhasil mengangkat  hakikat kehidupan itu dalam Novel Romance bernilai sastra tinggi. Dia bagaikan Khalil Gibran yang mengungkapkan rahasia Allah lewat karya sastra. Hamka begitu apiknya menyampaikan pesan agama dalam bentuk metapora kisah percintaan antara Zainuddin dan Hayati.  Bahwa manusia terlalu lemah ketika dia berharap cintanya kepada manusia. Bagaimanapun cinta manusia selalu subjective. Sehebat apapun cinta manusia akan selalu tidak siap bila harus berkorban karena cinta itu. Banyak yang tegar berkata cinta namun tak banyak yang siap bila cinta harus berbagi atau pergi ketempat lain.

Perkawinan dan persahabatan dua hal yang bernilai dihadapan Allah walau konteks berbeda. Dua duanya dibangun karena cinta. Namun hakikatnya adalah bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah. Sebelum akad nikah terucapkan maka hubungan hanyalah sebatas persahabatan. Persahabatan pun bukanlah sesuatu yang tak bernilai. Dihadapan Allah, persahabatan punya nilai sangat tinggi. "Dimanakah mereka yang saling mengasihi karena Aku? Pada hari ini tdk ada naungan kecuali naunganKu. Aku akan melindungi mereka dalam naunganKu.” (HR. Muslim dari Anas ibn Malik ra).

Persahabatan karena Allah selalu menunjukan kebaikan bukan menyalahkan. Selalu bersabar dengan kekurangan kita namun juga pelindung kita dalam kebodohan. Selalu berprasangka baik dan mendoakan untuk kebaikan. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sementara hubungan suami istri terpaut karena perintah Agama. Suami setia kepada istri atau istri setia kepada suami maka itu hanya mungkin tercipta bila keduanya berikrar setia kepada Allah. Bahwa tidak ada yang mereka cintai selain Allah. Kalaupun suami mencintai istri dan setia karena dia mencintai Allah begitupula sebaliknya. Bila perkawinan, persahabatan terjadi bukan karena Allah maka yang ada hanyalah teman ketika tertawa dan pergi ketika kita menangis.  Istri yang berkata sayang ketika abang ada uang dan pergi ketika abang  jatuh miskin. Seperti itulah hakikat cerita yang ingin Hamka ungkapkan kepada pembaca novelnya dan kini kepada penonton film

Zainuddin sebagaimana manusia pada umumnya tidak siap bila cinta tidak berujung kepada perkawinan. Dia meradang kesedihan ketika mengetahui Hayati telah bersama pria lain. “Kau bertemu laki-laki lain yang lebih segala-galanya dariku. Kau pergi begitu saja di saat aku berharap besar ingin bersamamu. Pertemuanmu dengan laki-laki lain membuat dirimu harus terpikat dengannya. Apapun alasannya, permintaan orang di sekitarmu untuk memilih dirinya. Sehingga dirimu memilih untuk mengingkari janji antara diriku, dengan dirimu yang akan menjadi pasangan kelak di kemudian hari.” 

Dua bulan Zainuddin jatuh sakit karena itu dan baru dapat sadar setelah mendapat nasehat dari seorang sahabatnya yang bukan ahli agama. Bahwa cinta bukanlah melemahkan. Tapi menguatkan agar bisa belajar dari kisah pilu masa lalu. Zainuddin harus menerima kenyataan harapanya tidak bersua dengan kenyataan.Dia harus mengubur masa lalunya dan pergi menjauh dari Hayati. Dengan itu dia bisa membuka lembaran baru. Namun kenangan tentang Hayati tidak pernah surut.Kekuatan cintanyalah yang membuat dia mampu menulis kisah roman sehingga mengantarkannya sebagai penulis terkenal. Dia telah menjadi pria sukses karena kisah masalalunya yang terusir dari ranah minang. KIsah pilu yang menyayat hati karena wanita pujaanya yang pergi melupakan janji setia.  Hidupnya berubah seiring semakin terkenal namanya. Dia tidak lagi pemuda miskin yang dicampakan wanita karena kemiskinannya. 

Namun kembali Hamka memperlihatkan kehebatannya membangun kisah hikmah. Ketika Hayati dan Zainuddin bertemu kembali di Surabaya. Kisah lama besemi kembali dalam nilai nilai persahabatan diantara mereka. Zainuddin berela hati menolong Hayati dan suaminya yang ditimpa kesulitan.  Hayati berutang budi kepada Zainuddin. Ketika suami Hayati meninggal dunia maka Zainuddin sangat menentukan keadaan untuk menjadikan Hayati sebagai istri. Tapi entah kenapa dia tak bisa melupakan masalalunya yang terluka karena pengkianatan cinta Hayati. Dengan berat, dia minta Hayati untuk menjauh dari hidupnya. Hayati harus pulang kampung. Bagi zainuddin masalalu biarlah berlalu. 

Namun ketika Hayati telah pergi dari hadapannya, Zainuddin menyesal. Kalau dia bisa melupakan masalalu ,mengapa dia tidak berdamai untuk  hari ini? Setidaknya memaafkan Hayati dan membiarkan Hayati dekat dengannya sebagai seorang sahabat. Bukankah cinta seorang sahabat juga bernilai dihadapan Allah.  Namun ketika kesadaran itu datang, semua telah terlambat. Hayati kembali kepada pemilik cinta yang sebenarnya yaitu Allah. Kematian Hayati menjadi sesal bagi Zainuddin namuan mendatangkan hikmah.  Kalau dia mencintai  Hayati maka diapun harus mencintai Allah. Rumah megah yang dimilikinya diwakafkan kepada Panti Asuhan, yang bernama  HAYATI. Menikah adalah takdir. Mencintai adalah pilihan. Andaikan cinta tidak bersua takdir maka janganlah cinta berubah jadi benci. Jadikan ia sebagai sahabat untuk saling berbagi dan melindungi karena Allah..

Sabtu, 24 Desember 2016

CAFTA



Tahun 2015 saya mendampingi mitra bisnis saya dari China berkunjung ke Indonesia untuk melakukan pembicaraan dengan KADIN. Hal ini berkaitan dengan CAFTA khususnya penjajakan kerjasama pembangunan kawasan industry. Apa yang dimaksud dengan CAFTA?  CAFTA awal digagas pada  November 2001 dalam KTT ASEAN ke-7 di Bandar Sri Begawan-Brunei Darussalam. Pada tanggal 4 November 2002, pemerintah Republik Indonesia bersama negara-negara ASEAN menandatangani Framework Agreement on Comprehensive Economic Co-operation antara the Association of South East Asian Nations and the People’s Republic of China . Melalui perjanjian China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) ini, maka ASEAN mulai melakukan pasar bebas di kawasan China-ASEAN. 

Khusus negara ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Filipina dan Brunai telah menerapkan bea masuk 0% per Januari 2004 untuk beberapa produk berkategori Early Harvest Program. Yang dimaksud dengan Early Harvest Program adalah 14 item produk sektor pertanian yang dikeluarkan dari perjanjian perdagangan bebas. Ini berarti bahwa perpindahan barang, jasa, modal dan tenaga kerja antara ASEAN dan China bebas hambatan. Secara umum, dengan adanya kesepakatan CAFTA ini, maka kesempatan terbuka luas bagi Indonesia. Mengapa? Dengan adanya CAFTA akses pasar bagi Indonesia akan terbuka luas, tidak hanya untuk produk pertanian dan pertambangan, tetapi juga jasa, seperti pariwisata, jasa keuangan, pendidikan, investasi, dan faktor-faktor lingkungan hidup serta HAM.

Bagaimana kemungkinan daya saing Indonesia terhadap China? Faktanya saat sekarang terjadi ketimpangan neraca perdagangan non-migas antara China dan Indonesia. Karena tingkat kompetitif bisnis-ekonomi Indonesia yang rendah dibanding China. China unggul dalam berbagai faktor produksi barang dan jasa dibanding Indonesia.Walau  upah tenaga kerja lebih tinggi, buruh China bekerja lebih efisien, ulet dan telaten serta keahlian yang lebih memadai. 

Setidaknya, ada 12 faktor umum yang mempengaruhi kompetitif bisnis/ekonomi. Dan semua faktor kompetitif bisnis di Indonesia berada dibawah China kecuali faktor efisiensi pasar barang dan jasa. Sisanya seperti faktor sistem birokrasi yang cepat-tepat, infrastruktur, stabilitas ekonomi, inovasi bisnis, efisiensi tenaga kerja, suku bunga perbankan dan ukuran pasar di Indonesia jauh tertinggal dibanding China. Bagaimanapun secara natural kita tidak akan mampu menyaingin China. Kita terlalu lama tidur dan tenggelam dalam 3 decade. Sementara China  selama itu  bekerja keras untuk tampil memacu pertumbuhan dua digit. Karenanya membiarkan keadaan terus terbuka maka kemungkinan Indonesia akan digilas oleh kerakusan pengusaha China menelan segala  peluang pasar dan investasi di Indonesia. Lantas bagaimana solusi agar CAFTA ini dapat dilewati oleh Indonesia ?

Ada baiknya kita meniru kecerdasan bangsa malayu ( Malaysia ) dalam menghadapi CAFTA ini. Bagaimana caranya ? Malaysia meminta agar China membuat kawasan Industri bebas bea di China. Kawasan ini dibangun dalam kuridor CAFTA  dan pada waktu bersamaan China juga meminta agar Malaysia membangun kawasan Industri bebas bea di Malaysia dalam kuridor CAFTA. Inisiatif ini ditanggapi oleh China dan Malaysia dengan ditandai pembangunan Industrial Park China –Malaysia di Qinzhou dengan luas 55 KM2. Pada waktu bersamaan China juga membangun Kawasan Industri China-Malaysia di Kuantan-Malaysia seluas 5000 Hektar. 

Apa keuntungan Malaysia ? Pengusaha Malaysia dapat membangun pabrik di Industrial Park China –Malaysia dengan memanfaatkan segala sumber daya China dibidang tekhnologi dan sumber daya manusia serta kelengkapan infrastruktur logistik. Sehingga pengusaha Malaysia mampu mengolah bahan baku yang mereka miliki untuk kepasar domestic di China dan juga menjual kembali ke pasar Malaysia dengan harga pasti bersaing dengan Produk China. 

Apa keuntungan dari China?  Pengusaha China dapat membuat pabrik di Industrial Park China –Malaysia, di Kuantan untuk membangun produk berbasis technology untuk menjual ke-pasar domestik Malaysia,juga kepasar China dan memanfaatkan sumber daya manusia Malaysia. Dengan adanya Industrial Park China –Malaysia ini maka kedua belah pihak saling mengisi atas peluang dari potensi masing masing.Yang pasti kedua belah pihak bisa lebih transparansi mengelola neraca perdagangan kedua Negara dengan lebih adil.

Dapat dibayangkan apa yang terjadi atas solusi dari akibat ketimpangan tersebut? Terjadi relokasi pabrik dari China ke Kuantan ( Malaysia ) dan pada waktu bersamaan terjadi relokasi agro processing ke China ( Qinzhou ). China mendapatkan produk Malaysia yang efisien dan Malaysia mendapatkan produk tekhonologi China yang murah. Kedua belah pihak saling mendapatkan manfaat dibidang sumber daya masing masing. 

Singapore tahun lalu sudah pula memanfaatkan pola yang sama dengan Malaysia dan sekarang sedang dalam tahap pembangunan di Qinzhou. Philipina dan Thailand dalam tahap perundingan menuju kesepakatan final tahun ini telah dilaksanakan. Ah..saya terharu waktu berada di Qinzhou ketika bendera Malaysia dan Singapore berkibar di Qinzhou. Kedua Negara ini memang punya kualitas pengusaha berkelas dunia. Mereka smart.Tidak manja. Mereka tidak apriori dan tidak paranoid dengan segala perubahan. Mereka siap menjemput masa depan atas dasar persahabatan dunia untuk hari esok yang lebih baik. Sejak tahun 2004 pemerintah kita tidak tergerak untuk memanfaatkan peluang CAFTA ini. Kita tidur dan ribut dengan sikap paranoid dan kebodohan yang dipelihara. Padahal Tujuan dari CAFTA adalah untuk meningkatkan perdagangan yang akan meningkatkan efisiensi dalam produksi dan konsumsi di dua wilayah ini. Tujuan akhirnya adalah masalah kesejahteraan di dua kawasan. 

Usai  makan malam dengan kader partai yang juga Direktur otorita Qinzhou berbisik kepada saya “ berusahalah sadarkan pemerintah dengan sabar. Yakinlah pemerintah anda sekarang mau mendengar dan bekerja. Suka tidak suka, sejarah membuktikan bahwa kita bersaudara. Kita akan selalu bersama sama.” Saya hanya terdiam dan dalam hati saya berdoa semoga suatu saat saya bisa mengibarkan merah putih di Qinzhou dan membangun Indonesia –China Industry Zone seluas Batam menjadi kota modern yang dilengkapi infrastruktur berkelas dunia, dan agar China juga membangun proyek sejenis di Indonesia sebagai contoh bagaimana kota di bangun secara modern yang berbasis pada produksi dan tekhnologi.”

Tahun 2015, Pak Jokowi mencanangkan Sei Mangkei- Sumatera Utara sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dengan luas 5000 hektar. Target proyek ini adalah dalam rangka CAFTA. Saat sekarang pembangunan terus berlangsung tiada henti. Proyek melibatkan konsorsium BUMN dan Asing. Kelak Kuala Tanjung akan jadi kawasan modern dengan menampung industri berkelas dunia sebagai mitra lokal meningkatkan nilai tambah produks pertanian, tambang dan perkebunan. Kerjasama adalah keniscayaan untuk tumbuh dan berkembang dalam putawan waktu, apalagi di era globalisasi. Kalau kita menolak globalisasi maka kita akan mundur jauh kebelakang dan terisolasi dari kemakmuran masyarakat modern...

Rabu, 21 Desember 2016

Manifesto Pergerakan Kaum Intelektual

Prolog : Berawal dari satu pertanyaan sederhana.

Salah satu imbas positif dari dicetuskanya politik etis oleh pemerintah Belanda adalah lahirnya kaum pelajar Indonesia yang sadar untuk berjuang demi terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Mereka berkumpul, berorganisasi dan kemudian mengikrarkan visi kemerdekaan dalam nuansa persatuan.Akhirnya, Bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945, hanya berselang 37 tahun sejak organisasi Budi Utomo yang dimotori kaum pelajar dideklarasikan. Sebelumnya, ratusan tahun perjuangan menggapai kemerdekaan menemui kegagalan, sementara sekelompok pemuda terpelajar tersebut hanya membutuhkan 37 tahun untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Persoalanya jelas tidak sesederhana itu, namun yang patut kita ambil pelajaran adalah bahwa jumlah kaum pelajar Indonesia yang menjadi motor penggerak perjuangan saat itu jauh lebih sedikit dibanding kaum pelajar yang dimiliki Indonesia saat ini. Saat itu, hanya mereka yang merupakan anak pejabat atau anak orang kaya yang berhak mengenyam pendidikan tinggi.Oleh karena itu, satu pertanyaan yang patut kita ajukan saat ini adalah mengapa kaum pelajar Indonesia saat ini yang jumlahnya jauh lebih banyak seakan tergerus oleh zaman (tidak adaptif) serta tidak mampu menciptakan perubahan yang signifikan bagi Bangsa Indonesia (tidak progresif)? Tulisan ini ditujukan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan berpijak pada beberapa sepihan gagasan yang kemudian dirangkai untuk menjawab pertanyaan : “apa yang harus dilakukan kaum pelajar Indonesia saat ini agar adaptif dan progresif sehingga mampu berperan sebagai lokomotif perubahan yang mampu membawa Indonesia menjadi Bangsa yang terhormat?”

Gagasan pertama : Tentang Peranan Kaum Intelektual

James Watt tak sekedar membuat mesin uap, yang ia buat adalah sesuatu yang melahirkan revolusi industri dan pada akhirnya mengubah tatanan sosial secara global. Dari sanalah lahir marxisme, dikotomi borjouis-proletar dan kolonialisme. Oppenheimer tak sekedar membuat bom atom, yang Ia buat adalah sesuatu yang pada akhirnya menentukan konfigurasi politik global. Pun demikian dengan Shockley yang tak sekedar membuat transistor, yang ia ciptakan menjadi landasan revolusi teknologi informasi dan kini telah menjelma menjadi alat untuk infiltrasi budaya serta rekayasa sosial.

Sejarah memang membuktikan bahwa kaum ilmuwan (intelektual) senantiasa berada didepan dalam gerak sejarah dan peradaban. Mungkin inilah yang membuat Michael hart menempatkan sebanyak 37 ilmuwan dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di Dunia. Contoh lainnya adalah revolusi Prancis yang diilhami pemikiran beberapa filsuf tentang demokrasi.

Contoh diatas merupakan ilustrasi terkait peran seorang intelektual sebagai lokomotif peradaban. Kaum pelajar sebagai bagian dari kaum intelektual harus menyadari peranan dan tanggung jawabnya yang besar, yakni lebih dari sekedar calon pengisi teknostruktur pembangunan. Karena sejatinya kaum pelajar sebagai bagian dari kaum intelektual adalah para lokomotif perubahan dan peradaban.

Gagasan Kedua : Tentang Integritas Keilmuan

Seorang yang terpelajar adalah seseorang yang sedang menekuni minimal satu bidang keilmuan. Dan setiap bidang ilmu memiliki karakternya sendiri, narasinya sendiri serta mengandung nilai moral dan karakter yang unik. Oleh karena itu, setiap pelajar sejatinya dituntut untuk memiliki integritas terhadap keilmuan yang tengah digelutinya. Integritas ini tak hanya tercermin dalam pemahaman akan ilmu pengetahuan melainkan juga pada karakter yang diajarkan melalui nilai moral yang terkandung pada setiap bidang ilmu tersebut.

Sebagai contoh, penulis akan mengetengahkan nilai moral dari keilmuan fisika, bidang ini digeluti penulis selama menjalanai studi strata satu di Institut Teknologi Bandung. Nilai moral ini tercermin dari sosok seorang fisikawan.

Fisikawan adalah seorang seniman. Fisikawan memandang alam semesta dengan pemaknaan penuh atas keindahan dan harmoni yang sempurna. Seorang pelukis mengungkap keindahan semesta dengan kanvas dan tinta, sementara fisikawan menghayati keindahan semesta lantas mengungkapkanya diatas persamaan matematika. Alkisah ketika pertama kali muncul persamaan Maxwell, ada yang berkomentar :”Apakah seorang Dewa yang menuliskannya?” komentar ini adalah spontanitas seorang fisikawan selepas melihat persamaan Maxwell yang simetri, rapi dan tersusun indah serta komprehensif (dapat ditulis dalam bentuk diferensial atau integral). 

Sebagai tambahan, seorang fisikawan biasanya adalah seorang yang Romantis. Seseorang yang mampu mengungkap keindahan dan harmoni yang terselubung dalam bahasa matematika tentunya juga mampu mengungkapkanya dalam untaian kata. Fisikawan adalah seorang yang humanis. Seseorang yang bisa menghargai semesta yang mati tentunya mampu menghargai yang hidup. Humanisme ini tercermin dalam keseharian beberapa tokoh fisika. Einstein menangis bersama beberapa fisikawan lain saat Jepang di Bom. Kemudian mereka berseloroh :”Manusia tidak pernah tahu apa yang dilakukannya!” Abdus Salam menyumbangkan hadiah nobelnya guna membangun ICTP yang visinya adalah menjembatani kesenjangan antara barat dan timur. Demikian pula dengan Chen nin yang, Yukawa, Plank dan sebagainya.

Fisikawan adalah seorang yang keras kepala, tak pernah menyerah dalam menggapai impian. Kepler menunggu hingga 20 tahun untuk sampai pada perumusan ketiga hukumnya. Masatoshi Kosiba bukan seorang yang cemerlang, dia harus berjuang keras sampai akhirnya Ia mendapat nobel atas penemuan Neutrino. Currie harus menempuh sekian kilometer ketika harus “nyambi” mengajar demi mendukung pendidikannya, Currie juga harus mengolah berton bahan dengan tungku panas untuk sekedar mendapat beberapa gram radioaktif.

Fisikawan adalah pahlawan pembela kebenaran. Galileo harus menerima tahanan rumah karena mempertahankan keyakinannya akan heliosentris. Seringkali seorang fisikawan memiliki karakter yang kuat dan pribadi yang unik. Beberapa contohnya adalah Dirac sang jenius pertapa, Feynman yang eksentrik atau Schrodinger sang jenius pecinta. Contoh lainnya adalah Bohr yang disegani karena kesahajaan dan kepemimpinannya. Mereka terikat kuat oleh ikatan pencarian tertentu. Seperti ikatan antara Einstein (Jerman) dan Eddington (Inggris) meski mereka saat itu berada pada pihak yang saling berperang saat perang dunia 2 berlangsung.

Fisikawan juga seorang Filsuf. Dibalik formula matematik yang rumit, kompleksitas alat eksperimen, tersembunyi hasrat manusia merdeka yang meyakini kebenaran tertentu :” Bahwa alam semesta digerakan oleh hukum yang sederhana, berjalan dengan simetri yang luar biasa serta harmoni yang membentuk keindahan dan keagungan”.

Menurut Mohamad Hatta, karakter seorang insan akademis adalah senantiasa mencari dan membela kebenaran ilmiah. Kaum pelajar Indonesia saat perjuangan menggapai kemerdekaan memiliki integritas terhadap keilmuan yang sedang digeluti. Pada akhirnya mereka sampai pada pemaknaan atas tanggung jawab seorang insan akademis meski latar belakang kelimuan mereka berbeda-beda.

Gagasan Ketiga : Kita Hanya Sedikit Lupa

Jalaludin rahmat dalam buku berjudul Rekayasa Sosial pernah menyatakan bahwa untuk melakukan rekayasa sosial dibutuhkan tiga hal : Ide,tokoh dan gerakan yang masif. Lantas, ide atau “desire” apa yang harus kita tanamkan untuk melecutkan kita semua menjadi bangsa yang lebih beradab? Salah satu kunci untuk menjadi manusia sukses adalah kepercayaan diri, dengan demikian sebuah bangsa yang ingin maju tentunya juga harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, ketika sebuah pertanyaan sederhana penulis lontarkan kepada sekelompok mahasiswa : ” Seperti apakah bangsa Indonesia menurut kamu?” sebagian besar dari mereka menjawab : Korup, Pemalas, Dilecehkan dunia Internasional (pecundang) dan sebagainya. Hal ini mengisyaratkan sebuah bentuk kepercayaan diri sebuah bangsa yang rendah. Lantas Apakah Benar bahwa bangsa kita demikian buruknya?

Apakah benar bahwa bangsa kita pecundang? Alkisah, pasukan Gurkha adalah pasukan sewaan yang terkenal garang dan hebat. Mereka diiringi banyak mitos, salah satunya adala pisau andalan mereka yang konon bisa membelah orang. Saat perang Malvinas (inggris melawan argentina), menyerahnya argentina diindikasikan salah satunya karena ketakutan terhadap Gurkha, dan dalam perang tersebut tak ada satupun Gurkha yang mati. Namun, sekian puluh Gurkha mati di Surabaya. Siapakah yang berhasil menewaskan Gurkha? Apakah tentara atau prajurit tangguh yang menewaskan mereka? Bukan, Gurkha-gurkha itu mati oleh pemuda-pemuda berusia belia; arek-arek Surabaya yang hanya bermodalkan bambu runcing dan hasrat untuk tetap merdeka.

Dalam buku Perang Eropa dipertontonkan kehebatan Churcill dan pasukan Inggris. Dan salah satu sumber menyatakan bahwa selama perang dunia 2 tak satupun Jendral Inggris yang mati. Namun, seorang Jendral Inggris mati di Surabaya. Lagi-lagi oleh sekelompok pemuda yang hanya bermodalkan bambu runcing dan hasrat untuk tetap merdeka. Kemarahan Inggris membawa malapetaka bagi Surabaya yang dihujani serangan dari darat, laut dan udara. Bayangkan dalam kondisi sedemikian riuh, ada saja yang nekat memanjat atap hotel Yamato untuk sekedar mengganti bendera merah, putih, biru menjadi dwi warna merah-putih.

Kita bisa menelusuri sejarah perang lebih lanjut. Saat sebuah Negara menyerah kalah, biasanya masih tersisa sekian banyak pasukan dan senjata, jarang sekali sampai habis tak bersisa (puputan). Namun di Nusantara ini pernah terjadi pertahanan harga diri hingga meletus perang puputan. Setidaknya ada di Bali, dipimpin oleh I Gusti ktut Jelantik dan di Aceh waktu rakyat Aceh mempertahankan benteng kutoreh. Hal ini adalah cerminan sebuah hasrat merdeka yang diwujudkan dalam perang habis-habisan tanpa sisa dengan mengorbankan jiwa dan raga.

Jadi apa benar kita adalah bangsa yang pecundang? Tidak, kita adalah bangsa yang pemberani. Kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita.

Apakah benar bahwa kita adalah bangsa yang korup? Alkisah, pernah ada di Nusantara kita seorang bergelar Ratu Sima dari Kalingga. Beliau terkenal sebagai seorang Raja yang adil, jujur dan tegas. Pemerintahan Ratu Sima terkenal bersih. Hal ini mengundang penasaran seorang dari Arab yang ingin mengujinya dengan meletakan emas permata disana. Tak satupun rakyat yang berani menyentuhnya sampai suatu ketika sang pangeran calon pewaris tahta menyentuh emas permata tersebut. Tanpa ampun, ratu sima menghukum buah hatinya. Salah satu versi sejarah menyebut sang pangeran akhirnya dipotong kakinya.

Jadi apa benar kita adalah bangsa yang korup? Tidak, setidaknya pernah terjadi di Nusantara kita ketika hukum ditegakan, keadilan diwujudkan. Mungkin kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita.
Apakah kita adalah bangsa yang bodoh? Tersebutlah Sastra Lisan Bujang Tan Domang dari Riau yang mengisyaratkan keramahan ekologis jauh sebelum kita mengenal terminologi “Sustainable Development”. Jendral Sudirman pernah membuat Belanda kocar-kacir dengan Inovasinya terhadap strategi perang Inggris saat menusuk Birma (kita mengenalnya sebagai siasat gerilya). Dengan bantuan Laksamana Nala, Gadjah mada dalam waktu singkat berhasil mengubah pola pertahanan yang bersifat kontinental menjadi berbasis maritim. kita bukanlah bangsa yang bodoh. Kita hanya sedikit lupa dengan masa lalu kita.

Sebuah bangsa membutuhkan mimpi atau “desire” yang kuat untuk dapat menjadi besar. Vladmir putin bersama rekan-rekan eks KGB memiliki desire “The Great Rusia”. Kaum Yahudi memendam desire “tanah yang dijanjikan”. Orang Korea berkata : ”Baja, baja, Baja dan Kalahkan Jepang”. Lantas apa yang harus menjadi Desire kita?

Andaikan Indonesia adalah bangsa yang “nakal” maka untuk menghancurkan Singapura dan Malaysia cukup dengan membakar beberapa pulau terluar. Mereka akan sesak napas karna asap. Cukup dengan memasang perompak atau ranjau di laut untuk menghancurkan perekonomian dunia karna perairan kita sangat ramai digunakan sebagai jalur pengiriman barang (termasuk suplai minyak china). Kesetimbangan iklim global akan terganggu jika hutan di Kalimantan dan Papua dihancurkan. Kesadaran bahwa Indonesia memegang peranan kunci dalam keseimbangan tatanan global, bisa dijadikan titik pijak untuk menemukan “desire” yang akan memompa semangat generasi muda dalam membangun bangsanya.

Berpikir positif, memiliki kepercayaan diri yang kokoh serta “desire” yang kuat adalah prasyarat agar kita bisa menjadi bangsa yang maju.

Gagasan Keempat : Pembacaan atas dunia dan Indonesia

Pola pergerakan mahasiswa, pamuda dan kaum pelajar Indonesia terkait erat dengan cara pembacaan terhadap dunia dan Negara Indonesia. Banyak cara dalam membaca dunia. Sebagian melihat dunia sebagai pengangkangan yang satu terhadap yang lain : barat terhadap timur, utara terhadap selatan, kapitalis terhadap Negara-negara dunia ketiga dsb (teori ketergantungan). Orang-orang Postmodern membaca dunia yang telah menjadi perang imagologi, bukan lagi perang ideologi. Orang marketing mungkin membaca dunia saat ini sebagai zaman venus (simbol perempuan : emosi, persepsi) dan bukan lagi zaman mars (simbol laki-laki : logika). Dalam zaman venus ini suatu produk tak hanya dinilai berdasarkan fungsinya saja melainkan juga bagaimana si produk mampu menyentuh emosi konsumen dengan memainkan persepsi. Orang Geopolitik akan melihat dunia yang bergeser distribusi kekuatannya dari uni polar (hegemoni Amerika) menuju ke multi polar (uni eropa, china, India, amerika latin dll).

Ada pula yang membaca masyarakat dunia saat ini sebagai masyarakat paska kapitalis yang salah satu cirinya adalah masyarakat pengetahuan. Dalam masyarakat ini ,pengetahuan, inovasi dan kreativitas memegang peranan utama didalam keberjalanan peradaban. Hal ini tercermin salah satunya dari latar belakang orang-orang terkaya dunia saat ini yang berasal dari innovator-inovator teknologi informasi.

Rekan-rekan dari organisasi pergerakan yang membaca dunia sebagai pengangkangan yang satu terhadap yang lain, membaca Indonesia dengan terminologi seputar kemiskinan, korup serta menganggap permasalahan ini disebabkan oleh tirani yang berkuasa tentu akan melahirkan pola pergerakan yang digerakan spirit perlawanan. Aksi-aksi yang dilakukan akan penuh dengan nuansa heroisme, kenangan masa lalu dan gelegar jargon perjuangan dan perlawanan. Masih relevankah dengan situasi kekinian?

Tentu akan berbeda dengan rekan-rekan yang membaca dunia sebagai sebuah masayarakat pengetahuan yang terintegrasi secara global, membaca Indonesia sebagai sebagai salah satu Negara dengan garis pantai terpanjang, sebagai negeri yang memiliki sekian banyak varietas endemik , kemudian membaca universitas sebagai produsen pengetahuan utama di Indonesia serta menyimpan segudang potensi besar.

Lantas bagaimana seharusnya kaum pelajar harus membaca dunia?
ada wacana menarik yang bercerita tentang The Rulling Class of Indonesia. Wacana The Rulling Class tersebut berasal dari pemikiran Anis Basweidan. Sederhananya, the rulling class merujuk pada kelompok pemuda pada satu massa yang pada akhirnya menjadi pemimpin/elit Indonesia di masa depannya. Setidaknya sudah ada tiga generasi the rulling class.

The Rulling Class pertama adalah pemuda-pemuda yang beruntung mendapat pendidikan Belanda saat politik etis dicetuskan. Mereka adalah generasi Soekarno,hatta dan sebagainya. Mereka memimpin Indonesia saat kemerdekaan. Era berikutnya adalah era mempertahankan kemerdekaan. Pada masa itu tumbuh kesatuan-kesatuan militer. The Rulling class kedua adalah pemuda yang turut dalam kesatuan-kesatuan militer. Pada akhirnya mereka memimpin Indonesia saat orde baru. The Rulling Class berikutnya adalah para aktivis mahasiswa yang turut ambil bagian dalam pergolakan dan peralihan orde lama ke orde baru. Merekalah yang kini banyak menjadi elit politik nasional. Dari sini muncul pertanyaan :”Siapakah the Rulling class berikutnya?”

Ada yang mengusulkan bahwa the rulling class berikutnya adalah pemuda-pemuda yang tergabung dalam kelompok entrepreneur. Jika dahulu orang yang memiliki akses politik secara otomatis akan menguasai akses bisnis dan industri maka pada masa mendatang yang terjadi adalah sebaliknya, orang yang menguasai akses bisnis dan industri akan mudah juga menguasai politik.

Namun Entrepreneur disini bisa juga dimaknai secara luas, yakni tak sekedar orang yang berbisnis. Entrepreneur adalah sekumpulan karakter Inovatif, kreatif serta hasrat untuk senantiasa menciptakan nilai tambah.

Untuk dapat mewujudkan generasi Indonesia yang adapif dan progresif, pola perjuangan kaum pelajar Indonesia harus dilandaskan atas pembacaan yang tepat terkait situasi dunia dan masa depan Indonesia.

Gagasan Kelima : Tentang Visi Masa Depan dan Khayalan pada suatu saat

Apa yang dilakukan oleh pemuda saat ini menentukan bagaimana Indonesia 30 tahun mendatang. Oleh karena itu, pemuda Indonesia haruslah membiasakan diri untuk mengasah ketajaman gagasannya terkait wujud Indonesia masa depan. Dan gagasan ini akan lahir ketika kaum pelajar mau berkumpul, berdialektika dalam budaya akademik yang baik, yaitu budaya yang mencerminkan integritas keilmuan kaum pelajar Indonesia.

Suatu saat saya pernah mengkhayalkan kehidupan mahasiswa di suatu universitas dimana pada suatu hari kuliah Fisika Kuantum terpaksa diberi perpanjangan waktu karena sang dosen harus melerai perdebatan keras dua kelompok mahasiswa yang berdebat terkait apakah ketidakpastian Heissenberg muncul karena keterbatasan manusia dalam mengamati alam yang sesungguhnya pasti, atau memang lahir dari sifat hakiki alam yang memang berjalan dengan tidak pasti. Hal ini mirip seperti pertengkaran Bohr dan Einstein. Einstein :” Tuhan tidak bermain dadu dalam penciptaan semesta !”. Bohr :” Tuhan tak hanya bermain dadu, Dia juga melemparkannya ketempat yang tak kita ketahui.

Saya berkhayal akan mendengar perbincangan yang hebat di kantin-kantin kampus. Saya mendengar perbincangan mahasiswa Teknik Industri terkait haruskah efisiensi menjadi satu-satunya nilai dalam proses produksi, perbincangan mahasiswa Teknik Lingkungan terkait haruskah konservasi ekologi akan selalu bertentangan dengan aktualisasi potensi ekonomi serta perdebatan tentang “deep ecology versus anthroposentris”, pembahasan mahasiswa Planologi dan Teknik Kelautan terkait pola tata ruang dan infrastuktur yang harus dibangun untuk menggeser pola pembangunan Indonesia dari basis kontinental ke basis maritim, pembahasan mahasiswa Biologi dan Farmasi terkait pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan kualitas gizi dan kesehatan masyarakat. Saya juga berkhayal mendengar perdebatan mahasiswa Fakultas Kebumian tentang bagaimana caranya lifting minyak bisa naik 50 %.

Saya berkhayal akan melihat boulevard kampus setiap hari ramai dipenuhi oleh pameran karya-karya mahasiswa. Disini saya melihat karya mahasiswa Teknik Mesin berupa pompa Hidraulik Ram (bekerja dengan prinsip water hammer effect) yang sedianya akan didistribusikan untuk menyelamatkan ribuan petani yang sumber airnya berada dibawah sawah serta tak mampu untuk membeli Pompa Diesel.
Disajikan pula karya mahasiswa Teknik Fisika berupa alat pengering jagung sehingga ribuan petani jagung mampu menyimpan jagungnya lebih lama tanpa beresiko menjadi tape jagung. Ada pula karya mahasiswa Teknik Elektro berupa pembangkit listrik mikro hidro yang akan didistibusikan ke daerah yang belum teraliri listrik. Kemudian ditampilkan pula BDS (Business Development Service) yang dibangun bersama oleh mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen serta mahasiswa Teknik Informatika untuk membantu membenahi manajemen operasi ratusan konveksi di Bandung. Disini mahasiswa Teknik Informatika mendistribusikan software akuntansi sederhana sementara mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen membantu akses permodalan dan konsultasi manajemen.

Sains. Teknologi dan seni adalah motor peradaban. Ketika intelektualitas bersanding dengan seni, maka kemanusiaan akan lahir. Kemudian saya mengkhayalkan bahwa di universitas yang sama, yang ada di seluruh Indonesia selain terwujud obolan dikantin dan keramaian boulevard seperti tersebut diatas juga aka nada keramaian lain berupa orkestra yang menampilkan karya Mozart, teater yang membawakan drama Shakespeare dan Epos Mahabarata. Banyak pula sajian kreativitas “putra-putri daerah” yang mengemas kearifan lokal daerahnya dalam teatrikal modern seperti Sastra lisan bujang tan domang dari Riau, Hikayat Sabil, Hikayat hang tuah dan sebagainya.

Generasi muda yang adaptif dan progresif akan mewarnai aktivitasnya dalam perjuangan untuk rakyat yang diilhami semangat keilmuan baik sains, teknologi maupun seni.

Epilog : Kesatuan Gagasan untuk Mewujudkan Generasi Kaum Pelajar Indonesia yang Adaptif dan Progresif'

Selepas berkesempatan mengunjungi Malaysia tiga tahun lalu, penulis berkesimpulan bahwa satu orang Indonesia sejatinya lebih unggul dibanding satu orang Malaysia serta setara dengan satu orang Jepang. Namun, sepuluh orang Malaysia akan mengalahkan sepuluh orang Indonesia dan tiga orang Jepang akan mengalahkan sepuluh orang Indonesia. Bangsa Indonesia sejatinya tidak kekurangan orang pintar. Namun Bangsa Indonesia memiliki kelemahan dalam membentuk kerjasama serta kesatuan yang kokoh.

Oleh karena itu, kata kunci dari keseluruhan gagasan tersebut diatas adalah kolaborasi. Sudah saatnya kaum muda dan terpelajar Indonesia berkumpul, membangun visi akan masa depan Indonesia dalam nuansa Pergerakan Kaum Intelektual. Pergerakan ini akan efektif ketika berada dalam satu organisasi atau jejaring antar organisasi akademik.

Organisasi pergerakan ini memiliki konsepsi yang dilandaskan atas kesadaran bahwa kaum intelektual memiliki peran sebagai lokomotif peradaban serta berkewajiban untuk memiliki integritas terhadap bidang ilmu yang digelutinya.

Organisasi pergerakan ini juga menjadi wadah dimana budaya akademik disuburkan, serta menjadi tempat dimana visi masa depan Indonesia digagas. Organisasi ini bergerak berdasarkan nilai-nilai inovasi dan kreativitas sehingga mampu menjadi tempat kaderisasi para calon pemimpin bangsa untuk belajar memimpin perubahan.


Soekarno memiliki “revolusi” yang tertulis tak hanya di Istana Negara melainkan juga di gang-gang kumuh di kota-kota. Soeharto juga memiliki “pembangunan nasional” yang diucapkan tak hanya pada pidato presiden melainkan juga sampai pada lurah-lurah di desa-desa. Oleh karena itu, Organisasi Pergerakan Kaum Intelektual ini (apapun wujudnya) harus mampu menawarkan “desire” terhadap seluruh rakyat Indonesia. Yakni “desire” yang mampu memompa optimisme dan gelora serta hasrat berjuang seluruh komponen bangsa.Organisasi ini adalah tempat dimana generasi muda yang adaptif dan progresif dibentuk.

Di tulis oleh Zulkaida Akbar.

Senin, 19 Desember 2016

Antara Laba laba dan Merpati.


Di riwayatkan, sekelompok orang yang ingin membunuh Nabi Muhammad tepat berada di sebuah bukit yang ada guanya. Guat itu bernama Tsur. Dinamakan gua Tsur karena ditemukan oleh orang yang bernama Tsur bin Abdu Mapah.  Didalam gua itulah , Nabi bersama Abu Bakar sedang bersembunyi. Berkat kekuasaan Allah, mereka yang ingin membunuh Nabi itu batal masuk ke dalam gua itu. Allah tidak menggelapkan mata dan menyesatkan langkahnya, tapi menciptakan suasana yang sehingga membentuk persepsi orang terhadap realitas yang ada secara umum dan menyimpulkan sesuai pengalamannya. Apa itu? Pertama, gua itu terhalang oleh sarang laba laba. Semua tahu bahwa apabila ada sarang laba laba maka tempat itu lama tidak di lewati. Kedua, di pintu gua itu juga ada sarang burung merpati. Sehingga semakin mengkuatkan persepsi orang bahwa di dalam gua itu tidak mungkin ada orang bersembuyi. Ketiga, keberadaan gua itu terhalang oleh pohon Ummi Ghoilan. Artinya kalau ada orang masuk ke dalam gua itu tentu ranting pohon itu akan patah.

Mari kita lihat ada apa di balik Laba laba, merpati dan pohon. Mengapa Allah menempatkan tiga hal ini sebagai penolong Nabi dari kejaran kelompok yang ingin membunuhnya dan akhirnya membuat nabi selamat.

Pertama, dalam Surat Al Ankabut di sebutkan bahwa Laba laba memiliki sifat predator dan kanibal. Itu di lakukan Laba laba bukan hanya kepada mangsanya lain tapi juga kepada pasangannya. Sifat laba laba sangat egois dan individualis. Walau sarang laba laba itu terkesan rapuh namun talinya dan jeratannya mampu melumpuhkan mangsanya. Artinya antara Nabi sebagai pembawa pesan kebenaran, dan rombongan yang ingin membunuhnya yang belum tercerahkan,  ada batas tipis komunitas laba laba yang merupakan sifat terburuk yang harus di hindari oleh manusia yang beradab. Apa itu ? Sifat predator, kanibal, individual , dan egois. 

Kedua, burung merpati punya sifat utama bahwa ia  tidak pernah berganti ganti pasangan. Karena burung ini hanya memiliki 1 kekasih sepanjang umurnya. Kemudian, Burung merpati adalah hewan yang tahu kemana mereka harus pulang. Seberapapun jauh burung ini terbang mengudara pasti dia tahu dimana posisi rumahnya dan tempat dimana mereka menghabiskan sebagian hidupnya, karena burung merpati tidak ada yang pulang ke rumah orang lain. Burung merpati adalah burung yang sangat romantic. Kenapa dia burung romantic ? ketika burung jantan memberikan sebuah pujian pasti burung betinanya tertunduk malu, maka tak ada burung merpati yang saling mencaci maki.

Burung merpati tahu bagaimana pentingnya kerjasama. ketika mereka bekerja sama membuat sarang. Sang jantan dan betina saling silih berganti membawa ranting untuk sarang anak-anak mereka. Apabila sang betina mengerami, sang jantan berjaga di luar kandang. Dan apabila sang betina kelelahan, sang jantan gantian mengerami. Mereka tak pernah sama sekali untuk melemparkan tugas yang sudah menjadi kewajiban mereka, Dan burung merpati tidak memiliki sebuah sifat dendam kepada sesame mereka ataupun binatang lainnya.

Ketiga, Gua itu terhalang oleh Pohon. KIta tahu bahwa pohon mengubah karbondioksida dari atmosfir dan melepas oksigen melalui sebuah proses yang disebut fotosintesis. Pada dasarnya, seluruh makhluk hidup di bumi membutuhkan oksigen untuk bernapas dan pohon menjalankan sebuah peran yang sangat penting dalam siklus oksigen global yang kompleks. Pohon membantu mengatur perubahan iklim. Mereka berperan melakukan isolasi untuk planet ini dan membantu untuk menjaga suhu bumi agar senantiasa konsisten. Pohon merupakan komponen yang sangat penting dalam siklus air. Pohon melembabkan udara melalui suatu proses yang dikenal dengan evapotranspirasi. Air yang terkandung dalam udara bergerak ke dalam dan jatuh yang sebagai hujan, yang akan menjaga perkembangan tumbuhan dan pertumbuhan pohon. Tanpa proses ini, planet bumi akan kerang dan tidak ada kehidupan.

***
Tidak ada peristiwa terjadi tanpa campur tangan Allah. Semua yang terjadi pasti mengandung hikmah bagi orang yang mau berpikir. Demikian nasehat ibu saya. Hikmah kisah ini luar biasa. Di luar gua tempat Nabi bersembunyi ada pohon yang melindungi Nabi. Kita di ingatkan bahwa di dalam gua ada Rasul sebagai pembawa kebenaran illahiah dan pohon yang ada di luar gua itu sumber kehidupan manusia. Ini sunattullah, bahwa alam tercipta sebagai tempat yang aman bagi manusia yang percaya kepada kebenaran Tuhan. Namun bila manusia tidak juga paham, maka bumi akan rusak dengan sendirinya. 

Ketika rombongan berhasil menyibak pohon itu untuk melihat gua yang di curigai sebagai tempat Nabi bersembunyi, maka itu tandanya manusia mulai tidak peduli dengan simbol sumber kehidupan. Namun keadaan itu masih bisa di redam asalkan manusia masih punya sifat cinta dan kasih sayang. Di pintu goa itu, Allah tempatkan Merpati bersama sarangnya. Bila Merpati dan sarangnya tidak juga di pedulikan maka cinta sudah mulai mengabur. Dan itu belum terlalu buruk asalkan manusia tidak punya sifat predator, kanibal, indvidual, egois seperti sifat laba laba. Dan sejarah membuktikan para rombongan yang berniat membunuh Nabi itu membatalkan niatnya karena itu . 

***
Di akhir zaman ini, manusia terbelah menjadi dua. Satu komunitas Merpati dan satu lagi komunitas laba laba. Diantara dua komunias ini ada dinding yang super tipis yaitu jaring laba laba. Komunitas Laba laba hidupnya terperangkap dalam jaring laba laba pemikiran yang membuat mereka mengisolasi dirinya terhadap komunitas lain. Menganggap di luar mereka adalah musuh yang harus di habisi. Bahkan bila keyakinan mereka di pertanyakan oleh sesama mereka, mereka bisa saling serang. Sifat egois dan individual yang kadang menjadi predator dan kanibal ini lahir bukan hanya karena pemikiran ekonomi dan politik tapi bisa juga karena faktor pemahaman agama yang sempit. Menganggap di luar mereka kafir dan yang tidak sejalan dengan mereka dianggap sesat dan untuk menyelesaikan masalah maka kekerasaan di halalkan, termasuk mengancam, membakar amarah, yang berujung kepada pembunuhan.Sehingga dunia tidak lagi damai.

Kebenaran Tuhan tak lain bagaimana memastikan agar manusia punya sifat gotong royong, penuh kasih dalam perbedaan, penuh cinta dalam kebersamaan untuk menjadikan perbedaan sebagai hikmah untuk mencapai kesempurnaan pribadi di hadapan Tuhan. Dari sikap ini maka manusia bisa mengembangkan potensi kebebasan berpikir dan mendapatkan tempat terhormat dalam setiap wacana tanpa ada pihak lain yang tersinggung. Karena kebenaran sejati tetaplah milik Tuhan. Manusia hanya di tugaskan menjalaninya dengan sabar dan penuh cinta. Tuhan menciptakan bumi ini lengkap dengan sistem yang super canggih yang sehingga menjadi tempat yang aman dan nyaman. Jangan rusak nikmat Allah ini karena akhlak kita rusak.

Di balik tataniaga Timah.

  Direktur Utama PT Timah Tbk (TINS) Ahmad Dani Virsal mengatakan bahwa Indonesia kini merupakan produsen timah terbesar kedua di dunia. Dia...